Tuesday, September 26, 2006

Saat aku tertunduk pada perempuan

Teman aku, (seprti biasa, mesti seorang perempuan cantik) punyai cara untuk melepas tekakan di hati. Dia akan mengunci dirinya di bilik, kemudia dia menagis. Bukan kerna dia menangis aku jadi heran, kerna airmata itu emangnya teman si perempuan. Tapi cara dia menangis. Dia menangis seolahnya dia udah kehilangan. (apa-apa aja yang berharga bagi pendapat kalian).

Aku dengan tidak merasa apa-apa, bertanya ama dia. Kamu Ok?. Dia bilang dia ok. Aku tanya lagi, tapi, kenapa kamu menangis berat. Dia bilang, hanya itu cara untuk dia melepas tekanan. aku bicara lagi. Jika begitu biar aku memujuk mu. Dia tersenyum membalas. Aku sebetulnya suka bersendirian di saat sebegitu, jadi sulit untuk aku mengiyakan pelwaan kamu. Aku hilang bicara.

Aku semakin hilang pedoman untuk memahami hati perempuan. Di saat mereka perlu di pujuk, mereka gemar sendiri-sendiri. tapi di saat mereka ngak perlu dipujuk, meraka mahu pula kita pujuk. Sering terjadi. Aku tanya, kenapa kamu. Dia diam. Kenapa, apa aku ada salah ama kamu. Dia diam. Aku terus berlalu dari situ, mungkin dia mahu sendiri fikirku. Tiba-tiba, itulah lelaki, ngak pernah mau untuk memujuk. Eh, langkah aku terhenti. Kenapa sih. tapi kerna air mata ngak ada, aku bisa aja terus berlalu, sehingga aku terdengar esak tangis berkata. Kamu lambat datang, udah lambat ngak mau memujuk pula. Lalu aku lemah. bukan kerna aku sedar salah aku, tapi kerna airmata perempuan. Tapi, setidak-tidaknya untuk waktu ini, airmta perempuan itu punyai alasan untuk jatuh. Biar alasan yang kosong.

Perempuan, untuk itu aku bisa mengerti, jika airmata itu lahir dari kamu, tanpa ada alasan, ia tidak pernah bermakna untuk di pujuk, kerna airmata yang terbit tanpa alasan itu udah sedia memujuk. Tapi, airmata yang terbit itu tidak kira, sama ada beralasan atau tidak juga sebetulnya penunduk bagi lelaki yang punyai ego sederhana seperti aku. Aduh.

Kesimpulannya? Tiada keseimpulan kerna airmata perempuan itu tidak pernah punyai kesimpulan.

No comments: