Saturday, September 09, 2006

cinta diantara bintang dan bulan

Aku senang untuk mengakui aku gemar untuk berbaring di padang rumput untuk melihat malam. Aku suka untuk melihat bintang juga bulan. Ia terlihat jauh dari aku. Aku kagum dengan ciptaan itu. Aku terlihat diri aku kerdil. Tapi untuk perkara itu, sebetulnya aku suka melihat malam kerna dalam gelap malam itu aku bisa mengelapkan segala masalah hati aku.

Dalam melihat malam, aku sering terkeliru, aku mahu menikmati bulan, atau aku ingin menikmati bintang. Kerna kedua-duanya indah, dan pasti keduanya memberi aku rasa tenang. Cuma di sini tidak adil bagi aku untuk mengatakan aku lebih mengemari bintang kerna pasti nanti aku akan terkesan selingkuh (curang) dengan memerhati pula indahnya bulan. Jadi aku lagi suka berkata aku suka keduanya dan jika aku di beri hanya satu pilihan, aku lagi rela untuk menutup mata aku dari tersu melihat indah keduanya.

Dalam hidup sebenar, aku juga sering begitu, terperangkap dengan pilihan. Baik dalam kerja, dalam hiburan, ketika shopping, ketika mau ketandas, juga dalam cinta. Wujud perasaan yang tamak. Ingin semua kebaikkan yang aku bisa peroleh dari hal yang menjadi pilihan aku. Misalnya tandas, aku sering dalam dilema, mahu ambil tandas di hujung atau tandas di tengah-tengah. Kerna aku suka kedua nya. Terlihat bersih. Tapi aku kira itu pilihan yang mudah kerna tandas ngak punya perasaan. Jadi aku main-main aja dalam memilih. Jika tandas yang aku pilih tadi ngak punyai air, aku baru merasa, aku membuat pilihan yang silap. lalu aku terus menyalahkan pilihan aku tadi. Untuk bangun kembali pada tandas sebelah udah ngak mungkin kerna belum cebuk. Malu. Jadi aku harus bisa lagi kreatif biar aku sakit hati. Ini untuk perkara mudah. Perkara yang sebegini pun bisa membuat kita jadi pusing, apatah lagi dalam perkara sukar, sesekukar cinta.

Dalam cinta jika kita harus memilih, aku pasti ngak bisa untuk itu. Aku sering beranggapan cinta itu satu. Tapi biar ia satu, ia bisa di bahagi semaunya kita. Tapi dalam hal membahagi ini, aku kira bukan yang terbaik kerna aku tidak pernah punya upaya untuk itu. Aku hanya bisa membawa satu cinta dalam satu masa. Jika aku membawa 2 atau 3 cinta, pasti hidup aku ngak keruan. Misal ia terjadi juga, aku kira itu cubaan yang punyai rahmat. Untuk menjadikan aku lagi kuat dalam membat pilihan. agar jangan main-main seperti aku memilih tandas tadi.

Cinta itu jika terpaksa membuat pilihan, jangan pernah salahkan pilihan, kerna pilihan itu wujud dari tuhan yang mahu menguji kita. Sepertinya soalan periksa, ada jawapan pilihan A, B, C dan D. Begitu juga cinta, jadi pilihan bukan sesuatu yang harus disalahkan. Umpama menjawab soalan periksa, pasti kita akan meneliti setiap semua jawaban dan kembali memikir apa jawaban yang tepat berdasarkan ilmu kita. Jika kita berpindah dari satu pilihan kepada pilihan yang lain, itu bukan selingkuh, ini adalah formaliti yang normal. Jika ilmu kita tinggi pasti ia mudah.

Dalam cinta,hal sama juga terjadi, jika wujud pilihan, kita akan mendekati pilihan-pilihan yang ada itu. ini bukan selingkuh, seprti aku kata tadi, ini formaliti. Setelah pilihan-pilihan itu kita selidiki dengan ilmu yang ada pasti kita bisa membuat keputusan. Cuma aja, ilmu dalam cinta tidak akan pernah cukup untuk kita. Harus kita guna naluri dalam memilih agar kita bisa cemerlang dalam ujian hidup ini. tapi biasanya, kita hanya guna naluri. Dan ternyata naluri kita ngak tepat.

Untuk mudah, aku kira, harus di permudahkan cara. Pilih ikut keutamaan kita. Keutamaan dari segi selera, agama, ekonomi, akademik, keluarga juga akhlak. Jika itu terjadi, pasti kita tidak akan menyesal dengan apa yang kita peroleh dari cinta yang kita pilih. Itu aja bagi aku, pilih berdasarkan keutamaan. Biasanya juga keluarga kita turut menyumbang dalam pilihan tadi. Aku seperti biasa, menegaskan, duduk di bawah kipas sambil bicara hal ini emangnya lagi mudah, dari kita berada sendiri di situasi itu. Dan untuk berada di situasi itu aku umpamakan aku berada lagi ditengah padang sambil baring melihat bulan dan bintang. dimana jiak aku terpaksa memilih, aku lagi tega untuk menutup mata aku dari melihat keduanya.

2 comments:

Anonymous said...

aku mahu menjadi pungguk aja, menemani kamu melihat indahnya bulan dan bintang

~~itu aku~~

Ayu Mohamad said...

aku pula mau menjadi diri ku yang bisa membaca entrymu hehehehe

*salam kenal :)