Friday, November 10, 2006

Antara optimistik dan pesimistik, yang mana realistik

Aku sering berada disini. maksud aku dalam keadaan terkeliru. Aku mahu jadi optimis atau mahu jadi pesimis, kerna keduanya mahukan aku jadi realistik. Misalnya, awal cinta. Aku terkadang optimis untuk berjaya dalam cinta yang aku idam, namun hati berbisik, bahawa aku harus realistik dengan diri aku, aku serba kekurangan lantas menjadikan aku pesimis dengan cinta.

Ada waktu juga, aku pesimis dalam cinta, hati pula berbisik, aku boleh lakukan, aku ada keupayaan, aku kembali optimis. Dan itulah yang terjadi berulang kali. Aku mahu realistik tapi untuk realistik aku harus memilih untuk jadi optimis atau pesimis.

Mujur aku sering diingatkan untuk mengenali kekuatan dan kelemahan diri. Masalahnya, bagaimana aku bisa mengenali kekuatan diri, jika aku tidak mencuba (optimis) dalam sesuatu hal. aku semalam diberitahu, apa yang kita ramalkan, itulah yang akan kita perbuat. Lalu, jika kita optimis, kita ramalkan kejayaan dan kejayaan lah yang bisa kita peroleh di hujung jalan nanti.

Untuk itu, aku langsung tidak mengerti kenapa hiudp ini terlalu bnayak ramalan pesimis. misalnya ramalan cinta, yang gadis berkata dia pesisimis cintanya dengan sang jejaka itu tidak akan berjaya kernana si jejaka itu belum stabil eknominya, kerna dia realistik. Atau, sang kerajaan pesimis dengan kemampuan bahasa Melayu untuk mahir dalam matematik dan sains lantas ia diajar dalam Inggeris. Alasannya sama, harus realistik.

Fitrah hidup adalah untuk maju, dan harus optimis, hanya bisa pesimis jika itu hal2 dosa. Jangan terlalu realisme, itu doktrin barat. Kita sepatutnya surealisme, yakni lebih realistik dari realiti. Perkara itu atas realiti. Misalnya, Al-quran itu bahasanya surrealisme, tidak realisme, sebab itu bahasanya masih indah hingga kehari ini dan bisa difahami. Bayangkan jika Al Quran itu bahasanya,bahasa realistik zaman jahiliyah, apa kita masih bisa faham?

Jadi dengan itu kita bisa optimistik dan bisa berjaya, baik cinta juga pekerjaan. Antara optimistik dan pesimistik, pesimistik itu lebih banyak realistik, namun, harus di ingat optimistik akan bisa jadi realistik jika kita bersikap surrealisme.

8 comments:

Cikgu Siti Homestay Taman Indah said...

"Antara optimistik dan pesimistik, pesimistik itu lebih banyak realistik, namun, harus di ingat optimistik akan bisa jadi realistik jika kita bersikap surrealisme"

ya, aku setuju...

p(^_^)q

MDM FARAH FAIZURA said...

tapi kenapa kamu tidak ketawa

ehehe

Elhakim said...

kasih pada Allah dan cinta pd manusia di depan mata adalah cinta optimistik lagi realistik.

cinta yg harus dipesimistik oleh kita adalah mencintai gadis yg mempunyai banyak pilihan spt ct nurhaliza. (jika kita tahu kita mmg tidak terpilih)

juga mana-mana gadis yg mempunyai latarbelakang yang berwarna 'pink' atau merahjambu.

cinta mereka menuntut uang dan tenaga juga memakan emosi.

walaubagaimanapun aku cuma bergurau.
jangan ada sesiapa yang terasa dan ambil hati..
terutama pada mereka yang akan BAKAL memasuki comment blog dingin ini. aku tidak menyindir sesiapa

he..he..he...

:PPP

boleh jd aku amat berpengalaman dalam hal ini.

he..he..

Cikgu Siti Homestay Taman Indah said...

aku masih di opis.. mana boleh ketawa?

penat...

hujung minggu terpaksa bekerja...

ahhahahhaha

tapi, harus optimistik terhadap pekerjaan bukan?

p(~_~)q

Anonymous said...

Optimistik - Pesimistik
Pesimistik - Realistik

Optimistik - Pesimistik - Realistik....


Ahhhh Aku langsung jadi binggung

Pawana Malam @ Ct Nur Jane Makni said...

y a karl...aku uga bingung...namun sbnrnya bingung itu andai puny ajawapan...bakalan buat kamu begitu lega dn puas rasa..

emm..optimistik haruslah di'apply' dlm konteks kita mengatur usaha dlm apa jua..dn..basically selalunya pesimistik wujud dlm realiti manusia yg obses optimist dn terkecewa kerna extreme pessimist..lantas terus berubah cenderung to the other way around..

pendek kata,hidupp ini perlu seimbang...dn harus bersifat sederhana dlm menerima hakikat..tp it depends..kalu benar brsungguh..haruslah extreme brsungguh berusaha..kerna spt benda dilarang,harus sungguh bertegas sungguh melarangnya...

ahh...maaf andai tidak faham..kerna aku ini emmangnya sungguh xpndai menyusun kata..apatah lagi bercerita..

Anonymous said...

membalas kunjungan; TulisanSiber.

falsafah yg baik.

kingbinjai said...

aku optimis!