Saya punyai rangkaian kisah yang menyisakan garis aneh yang tak luntur dalam hati. Antara rangkaian kisah itu, melungsur kisah yang terjadi lagi pada hari ini.
Semasa saya sekolah, saya adalah murid yang tak punya seberkas pun harapan. Sehinggalah kedatangan seorang guru. Kedatangan guru itu membuat saya menjadi murid yang dipandang. Hampir saja ditatang.
Hal itu membuat bangun saya mendahului matahari. Walau dingin, walau mengundang wajah serong-serong murid lain, semua itu tidak mempan. Saya adalah manusia baru yang dijejali hasrat untuk belajar.
Semuanya atas nama kebersamaan dan itu juga yang diajarkan oleh guru saya itu yang namanya Baharuddin Dolmat. Kebersamaan pada nama. Antara kata-katanya yang bertapuk-tapuk dalam ingatan saya adalah, “Jangan malukan orang yang nama Baharuddin.”
Itu juga yang terjadi pada hari ini. Saya sepertinya disumpahi kisah yang sama. Lalu menjadi rangkaian kisah aneh yang tak luntur. Terjajar menjadi lingkaran-lingkaran yang mendukung sesamanya.
Hari ini, saat saya membuka Facebook, ada lelaki dari Switzerland, orang Tunisia yang menghantar muafakat bagi menjadi teman Facebook. Hujung bibir saya tersungging. Entah bagaimana dia lelaki Tunisia itu menjumpai saya.
Saya dengan bersenandung kecil, membuka profil lelaki Tunisia itu dan saat itu, rangkaian kisah aneh saya kembali terampil anggun. Membumbung tanpa ragu-ragu.
Nama lelaki itu Hatem El Bekri. Namun kisahnya belum lagi menghambur dan menimpali hati. Sehinggalah saya yang masih bersenandung kecil membuka kumpulan temannya Facebooknya. Saya mengerut dahi, rangkaian temannya menyambar senandung kecil saya. Saya diam.
Saya menemukan nama, Amine El Bekri, Lydia El Bekri, El Bekri, Hedi Bekri, Rania Bekri, Soumia Bekri, Toutou Bekri, Adnene El Bekri, Houda El Bekri, Ines El Bekri, Kais El Bekri, Skander El Bekri, Wafae El Bekri, Wej El Bekri, dan yang paling bahagia antara rangkaian nama itu, adalah Bahruddin Bekri.
Walau saya termangu-mangu memandangi jajaran nama itu, walau serpih-serpih prasangka terburuk dan takut sudah sampai ke ubun-ubun, tetap juga saya memasang persangka muslim yang baik. Mungkin sahaja Hatem El Bekri adalah manusia yang mahu menarik nama Bekri itu menjadi rangkaian yang perlu dijaga. Family Bekri. Setidak-tidaknya untuk waktu ini, itu yang saya mahu rasai dan mahu saya fahami.
Lalu kini, kata-kata yang pernah menyatukan percaya diri yang remuk berserakan, kembali melengking tinggi. Walau tidak dikuping telinga, namun dalam hati, tetap saja ia senyaring gemaung singa. “Jangan malukan orang nama Bekri.”
Walaupun kata-kata itu lebih tepat sekiranya ditasbihkan untuk ayah saya, namun sebagai anak yang baik, tetap juga saya yang menyangga, dan menjunjung semerbak kata-kata itu.
:)
Profile Hatem El Bekri
http://www.facebook.com/profile.php?id=1552032570
3 comments:
Saya juga mempunyai kisah yg sama.
Saya mempunyai senior serta cikgu yang mempunyai nama yang sama dengan saya ketika di tingkatan 1.
Sentiasa mengingatkan diri, jangan malukan diri disebabkan nama sendiri. Faizah bermaksud kejayaan, jadi jangan mengaku kalah selagi belum berjaya. Kelak pastinya akan menemui cahaya kejayaan!!!
Hik.
Ya2. Seronok betul tengok awak bersemangat. :)
Will there be a new Rihanna naked sex tape? That is what TMZ has been reporting this weekend, after the breakup of her 3 week old boyfriend Matt Kemp, as always with most celebrity breakups the celeb sex tape gets released a short time after, will the Rihanna naked Sex Tape actually be as good as they say? TMZ reports, yes, yes it will
rihanna naked pics
Rihanna was born on February 20, 1988, in a county in Barbados called St. Michael. She lived the life of a normal island girl going to Combermere, a top sixth form school, similar to grammar schools in the UK. Rihanna sex tape won a beauty pageant and performed Mariah Carey's "Hero" in a school talent show. Her life changed forever when one of her friends introduced her to Evan Rodgers, a producer from New York who was in Barbados for vacation with his wife, who is a native.
rihanna naked
Post a Comment